kadang begadang sampai subuh, nanti setelah subuh baru bisa istrahat. Malam ini pun [dah jam 01.46] belum tidur, akhirnya kumanfaatkan untuk menulis apa yang baru yang baru kualami dan kudengar.
Kali ini saya hanya pengen bercerita, tentang kedzaliman para pemimpim terhadap rakyatnya. Tentang jeritan kaum "marhaenis" atas sikap para penguasa yang hanya tau melayani dan menggemukkan keluarga mereka. Suara-suara aspal dan jalanan yang tidak pernah didengar dan memang sengaja tidak didengar oleh mereka yang hidup didalam istana kemegahan, kursi ratu Balkis.
Tadi, sepulang dari rapat internal wartawan MasisirOnline [www.masisironline], Rapat ditaman ruangan terbuka sambil menghirup udara dingin kota Kairo dan menikmati suguhan jus ammu Said. Agenda rapatnya membahas evaluasi kerja 10 hari yang telah lewat, dan tema utama masisironline untuk 10 hari mendatang.
Semuanya ini tidak lepas dari menjaga dan mempertahankan prestasi masisironline, diumurnya yang masih seumur jagung telah ramai dikunjungi oleh pembaca, sebulan kemunculannya pengunjungnya telah mencapai 12.00 pengunjung, dengan jumlah rata-rata pembaca dalam seharinya 300 orang. luar biasa!
Seusai rapat, semua teman-teman bubar dan kembali ke rumah masing-masing. Saya sendiri dan empat orang teman lainnya, karena tempa tinggal kami lumayan jauh, tinggal di asrama mahasiswa asing (Medenet El-Buust El-Eslamiyah), maka kami sepakat dan memaksakan untuk pulang dengan naik taksi, memaksakan sebab kapasitas taksi hanya cukup untuk empat orang, satu depan dan tiga belakang. Namun, segalanya bisa dengan duit, kata-kata yang sering terdengar!
Semuanya ini tidak lepas dari menjaga dan mempertahankan prestasi masisironline, diumurnya yang masih seumur jagung telah ramai dikunjungi oleh pembaca, sebulan kemunculannya pengunjungnya telah mencapai 12.00 pengunjung, dengan jumlah rata-rata pembaca dalam seharinya 300 orang. luar biasa!
Seusai rapat, semua teman-teman bubar dan kembali ke rumah masing-masing. Saya sendiri dan empat orang teman lainnya, karena tempa tinggal kami lumayan jauh, tinggal di asrama mahasiswa asing (Medenet El-Buust El-Eslamiyah), maka kami sepakat dan memaksakan untuk pulang dengan naik taksi, memaksakan sebab kapasitas taksi hanya cukup untuk empat orang, satu depan dan tiga belakang. Namun, segalanya bisa dengan duit, kata-kata yang sering terdengar!
Walhasil kami berlima mendapatkan taksi, tetapi pak sopirnya minta 25 le atau konversi indonesianya, sekitar 35 ribu. namun setelah ditawar-tawar akhirnya pak sopir setuju dengan 20 le, tawaran ka Ihsan, Pimpred masisironline. Ka Ihsan duduk di depan, menemani pak sopir, saya sendiri dan empat orang lainnya, duduk berhimpit-himpitan dibelakang. Tetap asyik dengan kebersamaan!
Mujamalah atau basa-basi pun dimulai, ka Ihsan pun melai obrolan dengan pak sopir dengan menanyakan kabar, nama, kerja, dll. Sampai pada pertanyaan tentang dekatnya waktu pemilihan presiden Mesir, 2011 nanti.
Amin, nama sopir itu, satu dari Sekian rakyak Mesir yang merasa kalau ia didzalimi oleh pemimpinnya.
Amin, nama sopir itu, satu dari Sekian rakyak Mesir yang merasa kalau ia didzalimi oleh pemimpinnya.
Ia bukanlah lulusan sarjana politik yang mengetahui dengan dalam teori-teori politik. Namun ia, memiliki kesadaran politik melebihi para sarjana-sarjana itu. Ia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari setiap keputusan politik. Ia tahu dan sadar kalau ia dan jutaan orang lainnya hidup dibawah rezim firaun, yang mendzalimi rakyaknya.
Saat ditanya siapa yang anda dukung dipemilihan mendatang, ia skeptis dan mengatakan kalau pemenang nantinya sudah ketahuan. namun walaupun skeptis, saat diberi pilihan antara Jamal Mubarak (anak dari Presiden Husni Mubarak) dan Ahmad Baradai, sebagai calon presiden mendatang yang banyak diisukan. Ia lebih memilih Jamal Mubarak. Walaupun sebenarnya tidak menyukai rezim dan pelanjut rezim ini. Ia katakan, Baradai hanya ahli di bidang atom tapi tidak ahli di politik. Jamal Mubarak, tidak akan ada perubahan, akan tetap seberti saat ini (didzalimi-red). Sebab Jamal besar dan terdidik dengan asuhan bapaknya, Husni Mubarak.
Ia katakan saya ada satu dari 40% masyarakat yang pemilih, 60% lainnya tidak memilih. Ia lebih memilih Jamal, alasannya hanya karena alasan keamanan yang ia harapkan, walaupun ia sadar bahwa ia akan tetap hidup dibawah bayang-bayang tirani.
No comments:
Post a Comment